RAIHANPAHIMI

publish your book for free?AFF=9142

Saturday, 15 August 2015

MUHASABAH DIRI

samada dari segi kehidupan dunia dan juga amalan untuk bekalan akhirat.

Untuk melihat sejauh mana kita telah dapat tingkatkan kualiti kehidupan kita seharian perlu kepada perbuatan untuk “MENGHISAB DIRI”. Kebiasaanya menghisab diri dilakukan pada masa seseorang hendak tidur pada setiap malam kerana pada masa itu adalah masa terakhir bagi segala aktivit yang dilakukan pada hari berkenaan. Dengan membuat audit diri ini kita dapat nilai sejauh mana perubahan-perubahan kebaikan dalam meningkatkan kualiti hidup kita.

Firman Allah yang bermaksud:   “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Hasry(59):18).

Ayat diatas adalah ayat yang memerintah agar kita ’, muhasabah atau menghisab diri atas apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini. Ini adalah hal yang sangat penting kerana jika tidak di hitung kita akan leka dengan kehidupan dunia tetapi lalai dengan keperluan untuk akhirat. Terutamanya pada masa ini yang begitu ramai mengaggungkan kebendaan dunia. 

Hidup pada zaman sekarang, jika  tidak berhati-hati dalam memilih kawan, amat berpotensi ‘lupa diri’. Lupa bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Lupa bahwa ada kehidupan setelah kematian, yaitu kehidupan akhirat..Lupa bahwa kita, semua manusia, adalah hanya hamba yang mendapat tugas maha berat, yaitu tugas ke-khalifahan, dari Yang Menciptakan kita. Lupa bahwa tugas tersebut harus dipertanggung-jawabkan kepada Penciptanya.

Padahal Allah swt menciptakan kita ini sebagai mahluk terbaik di dunia. Untuk itu kita diberi tugas agar menjadi khalifah bumi. Agar membangun peradaban dunia yang aman, tenteram dan damai dengan landasan ketakwaan kepada-Nya, Allah Azza wa Jalla. Yaitu dengan menjalankan hukum-hukum-Nya bukan menentang hukum-Nya,  malah menyembunyikannya. Bahkan wajib kita memperlihatkan nikmat dan kebesaran-Nya kepada semesta alam. Inilah puncak ketakwaan yang sebenarnya.

“Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”.(QS.Adh-Dhuha(93):11).
Ironisnya, tidak jarang pula kita lupa bahwa waktu kita sangat terbatas. Bahawa suatu waktu Sang Khalik dapat memanggil kita, tanpa adanya pemberitahuan. Kerana semua yang pergi pasti akan kembali, yang terlahir ke dunia yang fana ini pasti bakal meninggalkannya kembali, menuju asal. Dari tanah kembali ke tanah
.
”Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka.”(QS.Al-Ghasiyah( 88): 25-26).

Bersamaan dengan berhentinya kehidupan kita di dunia makan dimulailah waktu perhitungan atau pertanggung-jawaban. Apa saja yang telah kita kerjakan selama di hidup di dunia, bagaimana kita menggunakan pendengaran, penglihatan dan hati kita.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS.Al-Isra(17):36).

Ali bin Abu Thalib ra berkata, ”Dunia itu selalu bergerak menjauh dari kehidupan manusia sedangkan akhirat selalu bergerak mendekatinya. Masing-masing dari keduanya mempunyai budak yang setia kepadanya. Maka, jadilah kamu sekalian sebagai budak akhirat dan janganlah kamu sekalian menjadi budak dunia. Sesungguhnya di dunia inilah tempat beramal dan tidak ada penghisaban sedangkan di akhirat nanti adalah saat penghisaban dan bukan tempat beramal.”

”Orang yang cerdik adalah orang yang pandai menghisab dirinya di dunia dan beramal untuk kehidupan setelah mati sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya suka berharap kepada Allah tanpa melakukan apa-apa.” (HR Tirmidzi).

Untuk itulah, melalui ayat 18 surat Al-Hasry diatas Allah swt mengingatkan kita untuk menghisab diri kita sebelum datang penghisaban yang sebenarnya. Allah swt bahkan memberi kita kesempatan seluas-luasnya untuk bertaubat. Dengan catatan, kita bertaubat secara sungguh-sungguh atau taubat nasuha, bukan taubat-taubatan, taubat yang dilakukan secara bermain-main.

“Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”.(QS.Al-Furqon(25):71).

Jadi taubat yang diterima oleh-Nya adalah taubat yang dilakukan kerana rasa penyesalan yang dalam, yang kemudian diikuti dengan perbuatan yang dapat menebus atau memperbaiki kesalahan yang diperbuatnya, bila memungkinkan. Namun bila tidak mungkin, maka ia akan berbuat sebaik mungkin dengan harapan Sang Khalik mau memaafkan kesalahan tersebut. Yang terus menerus berdoa dengan harapan Allah Azza wa Jalla memaklumi kesalahan sekaligus mempunyai rasa cemas Ia tidak reda memaafkan kesalahan tersebut.

Kesalahan bukan hanya kesalahan besar, seperti pembunuhan, perzinaan dan sebagainya. Sebalikya boleh berlaku kesalah terhadap solat kita, bila dilakan kerana riak dan ingin menunjuk-menunjuk kepada orang, maka kita kana jadi manusia yang kagum diri sendiri atau orang yang riak.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang solat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya, yaitu orang-orang yang berbuat riya”. (QS.Al-Maaun(107) :4-6).

Kesalahan lain adalah kesyirikan dan kekafiran. Ini adalah dosa terbesar yang hampir tidak dapat diampuni bila tidak segera bertaubat. Harus diingat, Allah swt tidak akan menerima taubat yang dilakukan ketika nyawa telah di kerongkongan, seperti yang dilakukan Fir’aun beribu-ribu tahun yang silam.

« Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih ».(QS.An-Nisa(4) :18).

Yang juga harus menjadi catatan. Perhitungan tidak hanya atas apa yang kita lakukan terhadap-Nya. Namun juga perbuatan kita terhadap sesama manusia dan lingkungan sekitar kita. Malah tampaknya prilaku kita kepada sesama lebih sulit dipertanggung-jawabkan dari pada prilaku kepada Allah, kerana sesuai dengan nama-Nya, Ia Maha Pemberi Maaf. Sementara manusia biasanya payah untuk memberi kemaafan.

“Shadaqah –hakikatnya– tidaklah mengurangi harta, dan tidaklah Allah swt menambah seorang hamba kerana memaafkan kecuali kemuliaan, dan tiada seorang yang rendah hati (tawadhu’) kerana Allah swt melainkan diangkat oleh Allah swt.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ).

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda,  ‘Orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) solat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, menyakiti orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim).

Orang yang paling penting kita perhatikan adalah kedua orang-tua kita. Jangan sampai kita menyakiti mereka apapun alasannya. Bahkan ketika mereka lalai diingatkan dalam ketakwaan, misalnya. Diperlukan cara yang santun dalam memberi teguran kepada mereka/

Selanjutnya adalah  jiran tetangga, baik jiran tetangga tersebut Muslim ataupun tidak. Kerana bagaimanapun mereka tetap memiliki hak sebagai tetangga. Kita harus pandai menjaga lidah agar tidak menyakiti hati siapapun. Kerana lidah itu bagaikan pedang yang payah untuk diperbaiki jika kita salah gunakannya. Fitnah dan mengandu domba adalah perbuatan yang amat patut harus dihindari.

“Dan janganlah sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubah lagi Maha Penyayang,” (Al-Hujarat: 12).

“Apabila apa yang kamu katakan itu memang ada pada dirinya berarti engkau telah mengumpat dan apabila apa yang katakan itu tidak benar berarti kamu telah memfitnahnya,” (HR Muslim [2589]).

Dengan kata lain muhasabah diperlukan antara lain :
1. Untuk mengingatkan kembali kedudukan kita di dunia ini, yaitu sebagai hamba Allah sekaligus juga khalifah bumi. Oleh kerananya muhasabah bukan berarti meninggalkan kehidupan duniawi. Justru sebaliknya, yaitu meningkatkan amal kehidupan duniawi demi sebagai bekal kehidupan akhirat. Dunia adalah ladang akhirat. Jadi apapun ilmu yang kita tuntut atau pekerjaan yang kita jalani harus sesuai dengan keinginan-Nya. Sentaiasa mematuhi syariat Allah.

Rasulullah pernah bersabda :” Siapa yang menghendaki kebahagiaan hidup dunia, harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki kebahagian akhirat harus dengan ilmu dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat) juga harus dengan ilmu. (HR Tabrani).

2. Memperbaiki sekaligus meningkatkan amal ibadah kita. Dari yang tidak solat menjadi solat, dari yang solat tidak 5 waktu menjadi 5 waktu dan di awal waktu, menambah solat-solat sunnah seperti solat rawatib, witir, tahajud dll. Atau solat berjamaah di masjid, terutama bagi lelaki ketika solat Subuh dan Isya. Membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya, dari khatam hanya dalam bulan Ramadhan, khatam 2 x setahun hingga khatam tiap bulan. Dari berpuasa hanya di bulan Ramadhan, hingga menambah dengan puasa-puasa sunnah seperti puasa senin-khamis dll.

3. Memperbaiki akhlak dan silaturahmi.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”;“Agama adalah akhlak yang baik”;“Seorang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling sempurna ahklaknya”;“Rasulullah ditanya:“Apa yang paling banyakmengantarkan manusia ke surga ?”. Rasulullah menjawab:“Akhlak yang baik”;“Apa yang paling banyak mengantarkan manusia ke neraka?”. Rasulullah menjawab: “Mulut dan kemaluan”. (HR Tarmidzi).

4. Mengingatkan umur yang terbatas.
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”.(QS.Al-An’am(6):60).

Dengan demikian ketika kelak datang hari penghisaban yang sesungguhnya, Allah akan memudahkan segala urusan. Itulah orang-orang yang diberikan kitab catatan amalnya dari sebelah kanannya.

‘Adapun orang yang diberikan kitab (catatan) amalnya dari sebelah kanannya, maka ia akan dihisab dengan penghisaban yang mudah.” (QS.Al-Insyiqaq(84):7-8).

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya ke mana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.” (HR. Turmudzi).

Namun harus diingat, sebesar apapun amal seseorang sesungguhnya tidak mungkin kita mampu membalas kasih sayang Sang Khalik. Sama halnya dengan mustahilnya seorang anak membalas kasih sayang ke dua orangtuanya. Kerana hanya berkat rahmat-Nya jua seseorang bisa masuk surga.

 “Dan andaikata tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atas dirimu dan (andaikata) Allah bukan Penerima Taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan mengalami kesulitan-kesulitan)”.(QS.An-Nuur(24:10).

Wallahu’alam;





Su

TUNTUTAN MENJAGA KEBERSIHAN DIRI DAN PERSEKITARAN DALAM ISLAM


Islam sebagai satu ugama yang syumul  sangat begitu mengambil perhatian yang sangat berat terhadap penjagaan kebersihan dan pemeliharaan persekitaran,  kerana ianya berkait rapat dengan kesihatan dan kesejahteraan hidup insani dan seluruh kehidupan lain dibumi ini . Bahkan ianya membawa kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda rasulullah saw yang bermaksud kebersihan itu dapat mengajak orang kepada iman,sedang iman itu akan bersama pemiliknya didalam syurga.
Atas dasar itulah maka tanggungjawab   kebersihan dan keceriaan alam persekitaran merupakan suatu tuntutan yang tidak dapat dielakkan oleh setiap orang, samaada kebersihan tubuh badan, pakaian,tempat tinggal,makanan-minuman,persekitaran,lebih lebih lagi tempat kita melaksanakankefardhuan ibadah,ini jelas sebagaimana terkandung dalam surah al baqarah ayat 222 yang bermaksud:

 “ sesungguhnya Allah amat mengasihi orang orang Maksud berkenaan menjelaskan bahawa Allah swt menyayangi hamba hambaNya yang sentiasa bertaubat atas setiap dosa dan kesalahan yang dikerjakannya"

Begitulah juga dengan mereka yang sentiasa mengamalkan atau mengutamakan penjagaan kebersihan diri dan persekitaran dengan memastikan alam sekitar disekelilingnya sentiasa bersih,selesa,dan selamat . Dengan persekitaran yang selamat dan selesa akan memberi peluang kepada masyarakat menikmati kualiti hidup yang lebih baik serta dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sihat,produktif,dan berwawasan.

Malah islam sangat sangat menuntut umatnya agar supaya berusaha memelihara persekitaran yang selamat,bersih, dan selesa walaupun dimana jua berada kerana ianya berkaitan dengan kesempurnaan amal ibadat kita kepadanya.selain itu kebersihan diri dan persekitaran juga akan dapat menjauhkan diri kita semua dari sebarang musibah seperti penyakit berjangkit,penularan wabak wabak yang berbahaya ,termasuk juga masalah gangguan kesihatan disamping mampu mengelak diri kita dari melakukan perkara perkara yang dilarang oleh islam. Hal ini telah pun diperingatkan oleh Allah kepada setiap hambanya sebagaimana firmannya didalam surah al muddasir ayat 1-5:

 “ Hai orang orang yang berselimut,bangunlah serta berilah peringatan dan amaran kepada umat manusia,dan ingatlah kebesarannya,dan pakaian mu hendaklah kamu bersihkan dan segala kejahatan hendaklah kamu jauhi “.

Disamping menjaga kebersihan diri dan persekitaran,Islam juga mengutamakan aspek pemakanan supaya kita memakan makanan yang halal,bersih dan berzat,kerana ianya memberikan kesan keatas pembentukan keperibadian kita, firman Allah dalam surah an nahl ayat 114 bermaksud :

“ Oleh itu makanlah dari apa yang telah dikurniakan Allah kepada kamu dari benda benda halal lagi baik...”

Disamping itu Islam mendidik umatnya supaya sentiasa memelihara dan menjaga bumi tempat kita tinggal dengan sebaik baiknya demi kesejahteraan hidup seluruh makhluk yang ada didalamnya. Kita dilarang sama sekali dari melakukan sebarang kerosakan dibumi ini dengan sesuka hati kerana dikhuatiri akibat buruknya akan kembali kepada kita semula . Peringatan terhadap hal ini amat jelas sebagaimana firmannya didalam surah al a'raf ayat 56 bermaksud:

dan janganlah kamu berbuat kerosakan dibumi sesudah Allah menyediakan segala yang membawa kebaikan padanya ...”

Sesungguhnya allah adalah bersifat dengan sifat yang maha bersih,sangat suka kepada kebersihan,dan menyayangi hamba hambaNya yang bersih, Baginda Rasulullah saw juga sangat mementingkan kebersihan dengan mengubah cara hidup manusia yang penuh dengan kekotoran dan maksiat kepada cara hidup yang mengutamakan kebersihan dan taat kepada perintah Allah swt. Pernah pada suatu ketika baginda berada didalam masjid,tiba tiba datang seorang lelaki dengan janggutnya yang tidak terurus serta rambutnya yang kusut dan mengerbang lalu baginda menunjukkan kearah orang tersebut dengan tangan baginda seolah olah baginda menyuruh memperbaiki rambut dan janggutnya lalu lelaki itu pun pergi membersih dan mengemas rambut serta janggutnya kemudian kembali semula dihadapan baginda lantas banginda tersenyum. Peristiwa ini menunjukkan bahawa baginda tidak menyukai umatnya yang tidak menjaga kebersihan diri dengan sempurna. Oleh itu sebagai seorang yang muslim,marilah sama sama kita hayati dan amalkan cara hidup yang dikehendaki oleh Islam. Semoga tindakan kita itu akan dapat membari imej baik kepada mereka yang berlum Islam dan mereka akan tertarik untuk mendekati dan seterusnya  memeluk Islam.


Marilah kita semua hindarkan imej selekeh yang ditunjukkan oleh satu kumpulan dakawah yang kononnya untuk mengikut sunnah dengan menyimpan janggut, tetapi dek kerana mereka mengamalkan sunnah tanpa ilmu, maka jadilah janggut  mereka panjang dan tidak terurus yang kelihatan seperti penganut Islam ini tidak mementingkan kebersihan diri. Inilah akibatnya apabila beramal secara ikutan dan akhirnya kita dapat kemurkaan Allah kerana telah menyalahertikan ajaran Islam dan sunnah Rasulullah saw.

Wallau'alam.


sumber ; my religion is islam

Cara Menegur Pemimpin Menurut Islam


 Islam adalah agama yang lengkap (syumul) dalam semua hal. Termasuklah dalam hal-hal kepimpinan dan rakyat. Dalam apa-apa hal, Islam lebih mengutamakan Akhlak. Nabi Muhammad diturunkan juga adalah untuk menyempurnakan Akhlak.      Oleh itu seseorang muslim yang dipilih memimpin oleh umat Islam mestilah menunjukkan akhlak yang mulia dan mematuhi syariat dalam segala hal tindakannya baik kehidupan peribadi dan juga kehidupan sebagai pemimpin rakyat di bawahnya.
Satu satu contoh pemimpin yang terbaik di zaman ini adalah Allahyarham TGNA, beliau memperlihatkan kehidupan peribadinya adalah selaras dengan ajaran yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau bukan sahaja seorang ulamak yang zuhud dan menjadi contoh dan teladan kepada pengikutnya , tetapi segala tindakan yang akan dilakukan dalam memerntah Negari adalah dirujuk kepada mematuhi syariat yang ditetapkan oleh Islam.

"Sebaik-baik seseorang di antara kamu adalah yang terbaik akhlaknya"
Selanjutnya, Rasulullah menerangkan bahawa antara punca terjadi kerosakan umat ialah berpunca daripada pemimpin juga ulama :

Sabda Nabi: "Dua golongan dalam uamtku, apabila mereka baik , maka baiklah seluruh manusia dan apabila mereka rosak , maka seluruh umat turut menjadi rosak. Mereka ialah para umara' (pemimpin) dan ahli feqh(ulama') " riwayat Ibnu Abdil Bar dan Abu Naim.

Langkah untuk mengatasi dan berhadapan dengan pemimpin zalim bukan dengan cara mengikut hawa nafsu yang disaluti sifat mazmumah (Benci dan Dendam), juga bukan dengan cara menentang dan berusaha menjatuhkannya , tetapi dengan cara apa yang telah ditunjukkan dan diberi panduan oleh Allah dalam hadis Qudsi:

"Aku adalah Allah yang tiada lagi tuhan selainKu . Aku adalah pemilik segala-galanya dan Raja bagi segala raja. Sesungguhnya hati segala raja dan pemimpin adalah dalam tangan(kekuasaan) Ku. Sesungguhnya apabila segala rakyat taat kepada Aku, maka ketika itu, Aku akan merubahkan hati segala raja dan pemimpin negara menjadi lemah lembut dan mencurah kasih sayang kepada mereka. Tetapi apabila hati rakyat mula berpaling daripada Aku (tidak taat dan derhaka)., maka Aku akan merubahkan hati segala raja dan pemimpin negara menjadi kejam dan zalim terhadap mereka. Mereka ditimpa siksaan yang amat berat. Oleh itu., janganlah (rakyat) cuba untuk menentang raja-raja dan para pemimpin mereka. Sebaliknya , apabila mereka melihat raja dan pemimpin mereka zalim , maka hendaklah mereka perbanyakkan berzikir dan mengingati Aku dan terus menerus mentaati perintah Aku. Maka (ketika itu) urusan menangani sikap raja dan pemimpin mereka adalah di tangan Aku   " - Riwayat At Tabrani dan Abu Darda'.


KESIMPULAN:

1. Langkah untuk mengatasi dan berhadapan dengan pemimpin zalim bukan dengan cara mengikut hawa nafsu yang disaluti oleh sifat mazmumah (benci dan dendam)
2. Bukan dengan cara menentang dan berusaha menjatuhkan pemimpin  secara keganasan, sebaliknya hendakalah dilakukan dengan cara yang dibenarkan oleh undang-undang.
3. Rakyat hendaklah kembali taat dan mematuhu perintah Allah dalam semua hal kehidupan supaya mendapat keredaan Allah di dunia dan akhirat.
4. Allah akan beri pertolongan dan dihantar pemimpin yang adil menggantikan pemimpin yang zalim itu jika kita semua sentia mentaati perintah Allah. Sebaliknya jika rakayat memberi sokongan kepada memimpin yang zalim dan korup maka tunggulah kebinasaan dan azab yang akan dikenakan oleh Allah dengan penderitaan yang amat dahsyat.

Wallahu’alam.


Sumber: my homesoil

BOLEHKAH PEMIMPIN ISLAM DI PERANGI ?

Hukum Memerangi Pemerintah Muslim

Di masa akhir-akhir ini terdengar berita di sana-sini ada tindakan untuk menjatuhkan pemipin ngera tertentu kerana ramai dikalangan pemimpin pembakang dan rakyat tidak menuyukai tindakan pemimpin itu yang dianggap menindas rakyat miskin dan banyak berlaku penyalah gunaan kuasa dan penyelewingan wang Negara. Dalam mencari jawapan adakah tindakan ini di bolehkan oleh islam. Semasa saya mencari jawabna ini saya terbaca satu artikel di internet tulisan Dr MAZA yang ditulisnya pada 25 Jun 2010,
Dibawah ini saya perturunkan tulisan beliau.

Soalan: Dr Asri, sekarang ini heboh isu keganasan. Persoalan saya, apakah hukumnya dalam Islam jika ada pihak yang membantah kerajaan orang islam yang zalim secara kekerasan. Apakah ini termasuk dalam jihad yang diperintahkan agama atau tidak. Tidakkah menentang kerajaan itu diharamkan oleh Islam?
 Imran, Kuala Terengganu.

 Jawapan DR MAZA:

 Saudara, banyak isu keganasan yang cuba dikaitkan dengan umat Islam atau tokoh-tokoh Islam adalah mainan jahat pihak-pihak tertentu. Mereka ini samada mempunyai agenda politik tertentu, ataupun berkerja bagi pihak musuh umat Islam bagi mencemarkan imej Islam. Sebahagian pihak menggunakan isu ini untuk tujuan politik seperti menghapuskan gerakan Islam yang dilihat mengancam kedudukan politik mereka. Namun begitu, tidak dinafikan kemungkinan ada sesetengah kelompok yang telah salah tindakan dalam hal ini sehingga mencetuskan keganasan. Berhubung dengan pendekatan keras terhadap pemerintah yang zalim dan menyeleweng, maka ini fahami perkara berikut;

1. Perkara asas dalam hal ini boleh difahami daripada ingatan Nabi s.a.w.:
“Akan dilantik para pemimpin yang kamu setujui (kebaikan sebahagian perbuatan mereka) dan kamu akan membantah (kejahatan sebahagian perbuatan mereka). Sesiapa yang membenci (perbuatan munkar) maka dia terlepas (dari dosa), sesiapa yang membantah maka dia selamat (dari dosa), namun (yang berdosa) sesiapa yang redha dan menuruti (perbuatan munkar)”. Sahabah bertanya: “Tidakkah boleh kami perangi mereka?” Jawab baginda: “Tidak! selagi mana mereka bersolat”(Riwayat Muslim).

2. Daripada hadis di atas dapat kita fahami bahawa bertegas dalam membenci dan membantah kemungkaran dan kezaliman pemerintah itu adalah tuntutan agama. Namun, Nabi s.a.w tidak membenarkan rakyat memerangi pemerintah muslim dengan senjata selagi mereka itu bersolat. Solat menjadi petunjuk bahawa pemerintah tersebut masih berpegang dengan ajaran Islam dalam kehidupan. Keluar memerangi pemerintah dengan senjata hanya akan menimbulkan kerosakan yang lebih besar.

3. Juga, perhitungan tindakan dalam Islam adalah di sudut kadar manfaat dan mudarat. Menumpaskan pemerintah zalim dengan senjata biasanya mengundang mudarat yang jauh lebih bahaya dibandingkan manfaat yang hendak dicapai. Sebab itu al-Imam al-Nawawi (meninggal 676H) menyebut:

“kata ulama: alasan seseorang pemerintah tidak dipecat, atau pengharaman memeranginya kerana menyebab fitnah, penumpahan darah dan kerosakan yang nyata” (al-Nawawi, Syarah Sahih Muslim 12/40)

4. Juga, kebencian atau bantahan terhadap kemungkaran pemerintah tidak membolehkan rakyat menderhakai mereka dalam perkara yang baik atau makruf. Ini seperti yang ditegaskan oleh hadis. Sabda Nabi:

“Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang kamu cintai mereka dan mereka mencintai kamu, kamu mendoakan mereka, mereka mendoakan kamu. Pemimpin yang jahat ialah pemimpin yang kamu benci mereka, mereka juga membenci kamu dan kamu melaknat mereka, mereka juga melaknati kamu”. Baginda ditanya: “Tidak bolehkah kami perangi mereka dengan pedang?” Jawab baginda: “Tidak, selagi mana mereka mendirikan solat. Ingatlah, sesiapa yang seseorang penguasa berkuasa ke atasnya, lalu dia dapati penguasa itu melakukan maksiat kepada Allah, maka hendaklah dia membenci maksiat tersebut namun jangan dia mencabut tangan dari ketaatan” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

5. Ini kerana setiap pemerintah mungkin akan ada kesilapan atau dosa yang dilakukan. Jika setiap kali pemerintah bersalah atau melakukan dosa diperangi dengan senjata, maka hancurlah keamanan masyarakat dan negara. Maka justeru itu, kita menentang kemungkaran pemerintah, tetapi tidak akan memeranginya dengan senjata.

6. Ini kerana antara tujuan berpolitik dalam Islam adalah menegakkan keadilan, keamanan dan hak rakyat. Peperangan saudara dalam negara hanya akan menghancurkan perkara-perkara tersebut.

7. Arahan pemerintah yang zalim atau mungkar dalam perkara-perkara kebaikan tetap wajib ditaati. Kata al-Khattabi (meninggal 388H):
“Sesungguhnya jihad itu wajib sekalipun bersama dengan pemerintah yang zalim, sepertimana ia wajib bersama pemerintah yang adil. Kezaliman mereka tidak menggugurkan kewajipan mentaati mereka dalam persoalan jihad. Demikian juga dalam perkara kebaikan yang lain yang menyamainya” (al-Khattabi, Ma‘alim al-Sunan, 2/ 357.)

Pendapat ini bersesuaian dengan sabda Nabi s.a.w :
“Dengar dan taat (kepada pemerintah) adalah kewajipan setiap individu muslim dalam perkara yang dia suka atau benci selagi dia tidak diperintahkan dalam perkara maksiat. Apabila dia diperintahkan dalam perkara maksiat maka tiada lagi dengar dan taat. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

8. Sekalipun kita dilarang memerang pemerintah dengan senjata, tetapi kita tetap disuruh untuk menasihati mereka dan mencegah kemunkaran mereka dengan perkataan atau perbuatan yang tidak menyebabkan pertumpahan darah seperti undi dalam pilihanraya. RasuluLah s.a.w bersabda:

“Sesungguhnya Allah meredhai kamu tiga perkara, dan memurkai kamu tiga perkara. Dia meredhai kamu jika (pertama) kamu beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya sedikitpun, (kedua) kamu berpegang teguh dengan tali Allah kesemuanya. (ketiga) Kamu menasihati sesiapa yang Allah jadikan dia memerintah urusan kamu. Dia memurkai kamu banyak bercakap (yang tiada faedah), menghilangkan harta dan banyak bertanya (Riwayat Malik).

Juga sabda Nabi s.a.w:
“Sebaik-baik jihad ialah perkataan yang adil –dalam riwayat yang lain: yang benar- di sisi pemerintah yang zalim, atau ketua yang zalim”. (Riwayat al-Nasai, al-Tirmizi, Abu Daud dan Ibn Majah, dinilai sahih oleh al-Albani).

9. Nabi s.a.w juga memberi amaran kepada sesiapa yang mengampu atau mengiyakan kezaliman pemerintah dengan sabda baginda:
“Sesungguhnya selepasku ini akan adanya para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa masuk kepada mereka lalu membenarkan pembohongan mereka dan menolong kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga). Sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan mendatangi telaga (di syurga). Riwayat Ahmad, al-Nasai, dan al-Tirmidhi. Hadith ini sahih seperti yang dinilai oleh al-Albani.

10. Pengkaji politik Islam tidak boleh terlalu literalist. Politik bukanlah ibadah khususiah seperti solat dan puasa yang tidak boleh diubah tambah. Politik soal pentadbiran dan kaedah untuk menegakkan keadilan dan keamanan dalam kehidupan rakyat berdasarkan prinsip-prinsip umum Islam. Kaedah membantah atau menukar pemerintahan berbeza-beza berdasarkan sistem yang dipakai. Para ulama dahulu mengharamkan menumbangkan sesuatu pemerintah atas alasan bimbangkan penumpahan darah.

Namun, dalam dunia hari ini sesebuah pemerintah mungkin boleh diubah atau ditukar, atau ditumbang tanpa memerlukan penumpahan darah seperti dalam sistem demokrasi pilihanraya. Maka dengan itu penyertaan parti-parti politik dalam demokrasi pilihanraya tidak boleh dianggap sebagai melanggar kaedah Islam atau sebagai keganasan kerana sistem tersebut tidak sepatutnya menumpahkan darah.

Saya amat bersetuju dengan pendapat Dr Maza, yang kita boleh mencegah kemungkaran atua kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin Islam jika kemungkaran itu dilakukan adalah bertentangan dengan syariat Ialam. Tetapi kita perlu mengambil tindakan yang bijaksana dan berkesan serta tidak akan menyebatkan kesusahan kepada orang awam. Tindakan membantahan segala kemungkaran atau kezaliman yang dilakukan itu perlulah melalui tindakan yang tidak akan mengakibatkan pertumpahan darah dan boleh memberi kesan yang negetif kepada Islam.


Wallahu’alam.

Sumber: Dr Maza

Thursday, 13 August 2015

SYARAT-SYARAT MEMILIH PEMIMPIN DALAM ISLAM


Islam adalah agama wahyu yang sempurna yang satu-satunya agama yang diterima oleh Allah telah mengariskan bagaimana memimilih pemimpin. Pemimpin adalah ketua yang akan menjadi peneraju dalam memimpim umat di bawahnya. Oleh itu Islam mensyaratkan pemimpin mestilah dari kalangan meeka yang arif tentang hukum hakam agama yang akan memimpin pengikutnya untuk me
ntaati segala perintah Allah dan menginggalkan segala larangan yang ditetapkan oleh Allah.

Dalam Al-Quran telah dinyatakan dan digambarkan tentanmg konsep kepimpinan dalam islam yang mana perkataan Khalifah dan imam merupakan istilah yang paling sesuai untuk umat manusia seperti maksud ayat berikut:

ingatlah sesungguhnya kepada Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" ( Al-Baqarah, ayat 30)
Dalam hidup bermasyarakat melantik pemimpin adalah satu kewajipan umat Islam seperti dalam hadis Rasulullah S.A.W yang bermaksud:

" Jika kamu bertiga , maka lantiklah salah seorang menjadi ketua"

Kepimpinan dalam islam meliputi urusan dunia dan akhirat. Pemimpin Islam perlu insaf dan menyedari bahawa setiap tanggungjawab akan di persoalkan bukan sahaja di dunia, malah diakhirat.
Walaubagaimanapun kepatuhan kepada pemimpin dalam islam adalah bersyarat yang mana seseorang itu tidak perlu patuh malah wajib engkar sekiranya pemimpinnya menyeleweng atau melakukan perkara yang melanggar perintah Allah S.W.T. Pemimpin adalah satu amanah yang perlu disempurnakan mengikut syariat yang ditetapkan oleh Islam, ianya bukan satu peluang untuk menggunakan kuasa untuk melakukan apa sahaja mengikut selera pemimpin dan memberi banyak faedah kepada dirinya, keluarga dan para kuncu-kuncu mereka. Jika pemimpin telah menyalah gunakan kuasa yang  diberi dia akan menerima azab yang amat pedih di akhirat nanti.

Kriteria Pemilihan Pemimpin Menurut Perspektif Islama adalah seperti berikut:

Seperti yang telah dipersekati oleh para ulama, pemilihan pemimpin berdasarkan syariat Islam mestilah menjerumus kepada beberapa aspek ini:

  1. Muslim, akil baligh dan lelaki -kanak-kanak yang belum dewasa tidak boleh jadi pemimpin begitu juga wanita yang mempunyai sekatan atau halangan dalam pergaulan seperti menjaga aurat dan keadaan fizikalnya
  2. Adil dalam melaksanakan hak-hak Allah-tidak menyalahi kitab Allah S.W.T dan sunnah Rasulullah S.A.W. Ini bermaksud pemimpin perlu bertakwa dengan tidak meninggalkan solat dan kewajipan menunaikan zakat puasa dan mengerjakan haji serta berupaya menahan diri daripada melakukan perkara yang melanggar batas syarak.  Apatahlagi melakukan perbuatan maksiat dan dosa besar seperti minum akar, berzina dan berjudi.
  3. Berilmu dan Menguasai serta mengamalkan ilmu fardhu ain serta ilmu fardu kifayah.
  4. Beradab mengikut akhlak islam supaya mampu menjadi contoh teladan- Pemimpin perlu sentiasa mempunyai sifat-sifat mahmudah seperti jujur, ikhlas, istiqamah dan bertaqwa. Sentiasa memastikan kebersihan jiwa dan rohani serta menyelidik dan memeriksa segala keaiban dan kelemahan sendiri.
Kepimpinan dalam masyarakat mempunyai dua kelompok iaitu pemimpin dan yang dipimpin. Secara logik akal orang yang dipilh menjadi pemimpin biasanya memiliki kualiti yang lebih baik daripada orang yang dipimpin. Islam menilai martabat insan berasaskan amal manusia yang berbentuk fardhu ain serta fardhu kifayah.

Konsep kepimpinan Barat dan dengan kepimpinan Isalam adalah sangat berbeza sekali. Barat lebih mementingkan pemimpin adalah mereka yang  berpengruh dan mempunyai ilmu dalam bidang keduniaan. Mereka tidak begitu memilih pemimpin yang beriilmu agama tetapi lebih kepada mereka yang mepjnyai ilmu keduniaan seperti  bijak dalam bidang pengrusn organisasi. Serta mereka yang mempunyai krisma dan mempu menpengaruhi orang ramai untuk menyokong mereka.

KEPIMPINAN ISLAM ADALAH AMANAH KETUHANAN (DIVINE TRUST) yang merangkumi urusan duniawi-ukhrawi dengan dua peranan utama iaitu memelihara agama dan mengurus dunia.
Manakala Kepimpinan barat  hanya menjerumus kepada URUSAN DUNIAWI- R.Kepimpinan barat tidak menekankan kepada konsep pengurusan duniawi semata-mata tanpa memikirkan kesan disebalik   apa  yang akan berlaku pada moral manusia pada masa akan datang.

Kesimpulannya disini, menyokong dan memilih pemimpin bukan setakat pandai menguruskan aset negara semata-mata tetapi juga mempunyai akhlak mengikut syarat Islam yang mana bakal menjamin kepada kestabilan aklhak masyarakat yang dipimpinya kemudian hari.

 MAHUKAH KITA MELIHAT MALAYSIA MAJU DALAM SEMUA BIDANG.MENANG BOLA SEPAK PIALA DUNIA, MEMPUNYAI BANGUNAN PENCAKAR LANGIT PALING TINGGI DIDUNIA. KUASA EKONOMI ASIA SERTA DUNIA, MEMPUNYAI PERDANA MENTERI YANG HEBAT SERTA MEMPUNYAI SISTEM KETAHANAN DAN PERSENJATAN YANG AMAT CANGGIH...

Tapi..pada masa yang sama generasi yang lahir mengikut acuan pemimpinnya..ZINA BERLELUASA, ANAK TDAK BERBAPA..MAHUKAH KITA.. Sudah pasti kita tidak mahu suasana masyarakat yang hanya berjaya di dunia tetapi muflis di akhirat. Oleh itu perlulah kita berhati-hati dalam memilih pemimpin semoga pemimpin yang di pilih mampu mebawa kejayaan kita di dunia dari segi ekonomi, ilmu, kepakaran dan sebagainya. dalam masa yang sama ia juga membimbing kita supaya mendapat keredaan Allah dalam hal akidah dan ibadat.Contoh yang paling tepat pemimpin sebegini ialah  almarhum Tuan Guru Dato' Nik Abdul Aziz bin Nik Mat yang telah menjadi Menteri Besar Kelantan selama 23 tahun. 



Wallahu’alam.



Sumber : warisan wizurai

Wednesday, 12 August 2015

TANDA-TANDA SAKIT BUAH PINGGANG




Ramai daripada kita yang sebenarnya mempunyai penyakit buah pinggang, tetapi kita tidak menyedarinya. Ini disebabkan sebahagian dari tanda-tanda penyakit buah pinggang mungkin kelihatan seperti gejala penyakit lain. Jadi bagaimana untuk mengetahui yang anda mempunyai penyakit buah pinggang?Untuk mengetahuinya mari kita lihat tanda-tanda awal penyakit buah pinggang yang saya kongsikan di bawah.


1. Anda perhatikan perubahan dalam pembuangan air kencing. Lihat pada kekerapan pembuangan air kencing samada anda kencing dengan kerap atau kurang kerap dari kebiasaan. Perhatikan juga jika terdapatnya darah di dalam air kencing anda.


2. Anda mengalami keletihan sepanjang masa. Kegagalan buah pinggang tidak dapat menghasilkan hormon yang mencukupi untuk tubuh menghasilkan sel darah merah. Tanda penghasilan sel darah merah yang mencukupi boleh menyebabkan anemia dan akibatnya anda akan mengalami keletihan yang melampau.


3. Anda mengalami pembengkakan pada salah satu anggota di tubuh badan. Buah pinggang yang sihat akan berfungsi untuk mengeluarkan bendalir yang berlebihan dari badan anda. Dan sebaliknya akan berlaku sekiranya buah pinggang anda mengalami kegagalan.


4. Anda mengalami ruam dan kegatalan. Kegagalan buah pingganguntuk mengeluarkan sisa-sisa buangan dari tubuh anda akan menyebabkan anda mengalami kegatalan yang teruk.
Perhatikan sekiranya ada rasa seperti logam di dalam mulut anda. Ini adalah salah satu tanda-tanda awal kegagalan buah pinggang. Ianya juga berlaku disebabkan oleh terkumpulnya sisa buangan di dalam darah.


5. Anda mengalami loya dan muntah-muntah. Ini juga disebabkan oleh pengumpulan sisa-sisa buangan di dalam darah.


6. Anda berasa sejuk sepanjang masa. Mereka yang mengalami anemia mungkin akan berasa kesejukan sepanjang masa walaupun dalam cuaca yang panas.


7. Anda merasa kesukaran untuk bernafas. Ini tanda awal penyakit buah pinggang yang mungkin disebabkan oleh anemia atau pengumpulan bendalir di dalam paru-paru.


8. Anda merasa sakit di bahagian belakang atau tepi sebelah bawah. Ini adalah tempat terletaknya buah pinggang anda. Beberapa bentuk penyakit buah pinggang boleh menyebabkan ketumbuhan yang akan mewujudkan rasa sakit pada buah pinggang.


9. Anda kerap berasa pening kepala. Ini boleh disebabkan oleh anemia yang mengakibatkan kekurangan oksigen di dalam otak.


Ramai daripada kita yang sebenarnya mempunyai penyakit buah pinggang, tetapi kita tidak menyedarinya. Ini disebabkan sebahagian dari tanda-tanda penyakit buah pinggang mungkin kelihatan seperti gejala penyakit lain. Jadi bagaimana untuk mengetahui yang anda mempunyai penyakit buah pinggang?Untuk mengetahuinya mari kita lihat tanda-tanda awal penyakit buah pinggang yang saya kongsikan di bawah.


1. Anda perhatikan perubahan dalam pembuangan air kencing. Lihat pada kekerapan pembuangan air kencing samada anda kencing dengan kerap atau kurang kerap dari kebiasaan. Perhatikan juga jika terdapatnya darah di dalam air kencing anda.


2. Anda mengalami keletihan sepanjang masa. Kegagalan buah pinggang tidak dapat menghasilkan hormon yang mencukupi untuk tubuh menghasilkan sel darah merah. Tanda penghasilan sel darah merah yang mencukupi boleh menyebabkan anemia dan akibatnya anda akan mengalami keletihan yang melampau.


3. Anda mengalami pembengkakan pada salah satu anggota di tubuh badan. Buah pinggang yang sihat akan berfungsi untuk mengeluarkan bendalir yang berlebihan dari badan anda. Dan sebaliknya akan berlaku sekiranya buah pinggang anda mengalami kegagalan.


4. Anda mengalami ruam dan kegatalan. Kegagalan buah pingganguntuk mengeluarkan sisa-sisa buangan dari tubuh anda akan menyebabkan anda mengalami kegatalan yang teruk.
Perhatikan sekiranya ada rasa seperti logam di dalam mulut anda. Ini adalah salah satu tanda-tanda awal kegagalan buah pinggang. Ianya juga berlaku disebabkan oleh terkumpulnya sisa buangan di dalam darah.


5. Anda mengalami loya dan muntah-muntah. Ini juga disebabkan oleh pengumpulan sisa-sisa buangan di dalam darah.


6. Anda berasa sejuk sepanjang masa. Mereka yang mengalami anemia mungkin akan berasa kesejukan sepanjang masa walaupun dalam cuaca yang panas.


7. Anda merasa kesukaran untuk bernafas. Ini tanda awal penyakit buah pinggang yang mungkin disebabkan oleh anemia atau pengumpulan bendalir di dalam paru-paru.


8. Anda merasa sakit di bahagian belakang atau tepi sebelah bawah. Ini adalah tempat terletaknya buah pinggang anda. Beberapa bentuk penyakit buah pinggang boleh menyebabkan ketumbuhan yang akan mewujudkan rasa sakit pada buah pinggang.


9. Anda kerap berasa pening kepala. Ini boleh disebabkan oleh anemia yang mengakibatkan kekurangan oksigen di dalam otak.












Monday, 10 August 2015

Saka

Kamus DBP menghuraikan perkataan SAKA adalah kata nama yang boleh menjadi unsur inti kepada binaan farsa kata. (kamus Dewan edisi ke empat) SAKA I ditakrifkn sperti berikut:

Saka adalah pusaka, iaitu segala harta benda yang ditinggalkan oeh 0rang yang sudah meninggal dunia (untuk diwarisi oleh ahli kelurgany)”. Pusaka juga tidak terhad kepada harta, tetapi kepada segala sesuatu yang diwarisi turun temurun seperti adat, ataupun barangan seperti keris, pedang, cincin dan sebagainya.

Satu takrifan lagi : SAKA  bermaksud leluhur (nenek moyang) daripa kedua-dua belah pihak ( ibu dan bapa) Saka juga adalah pangkat turun temurun.

Permulaan berlaku SAKA

Menurut Dato’ Dr Amran Kasimin (1993) seseorang itu akan menyatakan hasratnya untuk menjadikan makhluk halus itu sebagai belaannya. 

Makhlus halus itu akan diberi makan pada masa-masa tertentu. Sebagai balasannya, makhluk halus tersebut akan sentiasa berdamppingan dengannya.

Mereka yang bersahabat dengan makhluk halus ini dikatakan MEMBELA.

Bersambung….

Wallahu’alam.


Sumber : Kaedah Merawat Saka –
Dato’ Dr Haron Din - PTS.

Faith Not Perfect If the Titans Neighbors

The reality in the lives of all people want peace and tranquility. Especially when we choose where to make permanent residence. However sometimes the neighbors started very well may be frowned as wrong and misunderstandings, Especially when each has selfishness and ego ..
.
Stability and integrity of the community depends on the height of the character. With the manners of civility and manners make a man of high honor and a respected community.

Has become a normal human being who lives on this earth need each other to each other. Therefore, in the interest of life that can ensure peace and happiness, Islam lays down certain rules of community life.

One of them, respect and kindness to neighbors is a person who lives in a building (blocks), those living near our homes and living within a distance of 40 houses of our homes.

Islam emphasizes neighborly relations because it is an Islamic lifestyle. Muslims are obliged to maintain good relations with its neighbors in order to create local life in peace and harmony. It indirectly facilitates solving problems that arise.
Claims to be doing well with the neighbors is described in the Word of God, which means 

"You do good to both parents and kindred and orphans and the needy and the neighbor who is near and distant neighbors. "(Surat an-Nisa ', verse 36)

This was also stated in the hadith narrated from Ibn Umar that the Prophet said means: " Gabriel bequeathed to me about the neighborhood, so I thought he (the neighbor) who will inherit (inherited). "(Narrated by al-Bukhari)

Efforts to create an atmosphere of harmony living side now faces some difficulties due to the nature of life surrounded by people who have different views, style, attitude, character, temperament, language, culture and politics differ.

However, the matter can be resolved if each practice and appreciate tolerant attitude, tolerance, mutual understanding, increase endurance, to exchange views, find common ground and strengthen a tenuous relationship with wisdom and compassion.

In addition, negative attitudes such as prejudice, jealousy, envy and slander must be scraped and removed. Efforts should be made to foster good neighborliness with persistent and continuous.

The importance of the neighborhood association when associated with faith. One's faith is still not perfect if you do not respect and love of neighbor. Anas bin Malik that the Prophet said, which means: "No one's perfect faith unless he loves his neighbor as he loves himself." (Narrated by al-Bukhari)

Abu Hurairah that the Messenger of Allah said which means: "Whoever believes in Allah and the Last Day, let him speak only good thing or a silent and those who believe in Allah and the Last Day, let him honor his neighbor. Similarly, those who believe in Allah and the Last Day, let him glorify his guests. "(Narrated by Muslim)
Faith is not a perfect person if he hurt his neighbors, either through criticism, slander and suspicion.
Prevention of harm and committed abuses against the rights of the neighbors are neighbors to care.
To strengthen neighborly relations in the community, to look at the advantages of living neighbors.Among other things, help each other when in the grip of an emergency or disaster.
As discussed, the neighbors are people who live closest to our house. The first thing that occurred to know the neighbors. Therefore, the closest neighbor is the person to ask for help when disaster such as fire, theft or death.
This kind of aid is needed in an emergency while waiting for help to the authorities or relatives. Only a strong relationship between neighbors can create this atmosphere. Protecting neighbors of moral distress is high in the eyes of Islam.
In addition, living side can improve their knowledge and contacts. Neighbours who live nearby have different backgrounds such as employment, education, religion, race, ethnicity, culture and customs.
Allah says: "O mankind! We have created you from a male and a female, and made ​​you into nations and tribes, that ye may know each other (and mingle with each other). Verily, the most honorable of you with Allah is the most righteous among you (not more seed or race). Allah is Knower, Aware of His Knowledge (of the situation and deeds). " (Surah al-Lo, paragraph 13)
Have many close friends, especially in the context of neighborliness many benefits, including tutoring if berjirankan get a teacher or lecturer; berjirankan health advice doctors; repair your vehicle if berjirankan mechanics.
Next, a neighbor agreed and united able to guarantee the safety of the local area from the threat of theft, burglary and hooliganism. It can be done through the establishment of neighborhood associations, neighborhood safety committee or awareness campaigns. Culture and helping these very encouraged Islam.

Allah says which means: "Help ye one another in (doing) goodness and piety, and do not help one another in sin and transgression." (Surah al-Ma'ida, verse 2)

It is clear to us important and great role in determining the prosperity of neighboring countries and prosperity. Dreams have a good neighbor is not going to happen if we have not been good neighbors first. Regardless of the wave of change sweeping our communities, neighborhood spirit remains a priority.

Power relations and neighborhood perfect harmony strengthen Islamic brotherhood and love, sometimes more than his own family. Receive the blessings of God's life is a life that has always surrounded the good and prosperity and away from the elemental damage and destruction. "

When I read the article, occurred to me that we need to maintain a relationship with our neighbors.Therefore any action we must always think about the impact on our neighbors. In other words, every action that we will try to do it in advance whether the effect will annoy neighbors or otherwise. To find us is very easy to put ourselves in the situation experienced by others.

For example. If our neighbors banish garbage in front of our houses, are we discouraged, angry and feeling dedam, if it would be angered us, of course, acts of that kind can not we do to our neighbor.

If all neighbors take a positive attitude at all times is undoubtedly relations with neighbors are closer, we will live in a happy mood at all times. This will also affect the health of ourselves and can extend the life of us. God willing.


Wallahu'alam.



Source: 1 malaysia story you & me