RAIHANPAHIMI

publish your book for free?AFF=9142

Thursday, 4 February 2016

Mengenali hamba yang besyukur dan bersabar




BAGAIMANA MENGENALI HAMBA YANG BERSYUKUR DAN BERSABAR.

Kehidupan manusia di dunia ini pada hakikatnya akan menerima ujian dari Allah SWT.  Melalui ujian, nilai amal dan tinggkat keimanan boleh diketahui. Melalui ujian kehidupan, kita boleh mengukur sejauh manakah kesolehan dan kefakiran diri kta.
Ujian kehidupan biasanya didatangi dengan dua bentuk, KENIKMATAN dan KESENGSARAAN. Ada kekayaan ada kemiskinan, ada kesihatan dan ada penyakit, Ada yang sempurna anggota fizikal dan ada yang cacat anggonta fizikal, Ada Kelapangan dan ada kesempitan. Ada masanya kita di atas kemuncak kejayaan dan ada masanya kita menjunam kebawah kegagalan.Semua keadaan tesebut sebenarnya kita sedang diuji.
Seorang muslim yang baik akan menerima ujian kelapangan, kekayaan, kesehatan dan kenikmatan dengan sikap syukur. Sebaliknya ia akan menerima ujian kesempitan, kemiskinan, penyakit dan kesusahan dengan sikap sabar. Syukur dan sabar adalah sebaik-baik kendaraan untuk mengarungi ujian kehidupan.
Bagaimana cara yang benar untuk mengukur tingkat kesabaran dan kesyukuran kita? Tentang hal ini, sahabat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda ertinya:
“ Ada dua sifat yang jika terdapat pada diri seorang hamba, niscaya Allah mencatat hamba tersebut sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar. Dan barangsiapa pada dirinya tidak terdapat dua sifat tersebut, maka Allah tidak mencatatnya sebagai hamba yang bersyukur dan tidak pula hamba yang bersabar.
Barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang yang nya lekedudukanny  lebih tinggi darinya, lalu ia mencontoh orang tersebut, dan dalam perkara dunia ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya sehingga ia memuji Allah atas karunia yang Allah melebihkan dia dari orang lain tersebut, niscaya  Allah mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar.
Dan barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang yang kedudukannya lebih rendah darinya dan dalam perkara dunia ia melihat kepada orang yang lebih tinggi darinya sehingga ia sedih atas nikmat yang luput darinya, niscaya Allah tidak mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar.” (HR. Tirmidzi no. 2512, dia berkata: Hadits hasan gharib)
Jika kita melihat orang lain lebih pandai membaca Al-Qur’an, lebih banyak hafalan Al-Qur’annya, lebih istiqamah menjaga solat wajib lima waktu secara berjama’ah di masjid, lebih tekun berdakwah, lebih sabar mendidik keluarganya, lebih banyak berkorban di jalan Allah…lalu kita kagum kepadanya dan mencontoh jalannya, maka kita termasuk hamba Allah yang pandai bersyukur dan bersabar.
Jika kita melihat orang lain lebih banyak hartanya, lebih maju perusahaannya, lebih cantik isterinya, lebih banyak anaknya, lebih tegap badannya, lebih besar rumahnya, lebih mewah kendaraannya, lebih mudah hidupnya…lalu kita iri  hati (dengki) kepadanya, menganggap nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita terlalu sedikit dan murah…maka kita tidak termasuk hamba Allah yang pandai bersyukur dan bersabar.
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
 “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu (dalam hal urusan dunia) dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi dari kamu (dalam hal urusan dunia), karena hal itu lebih layak agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepada kamu.”(HR. Muslim no. 2963, Tirmidzi no. 2513 dan Ibnu Majah no. 4142)
Kini saatnya kita menilai diri kita sendiri, sudahkah kita memenuhi tanda-tanda hamba yang syukur dan sabar sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam di atas?


 Wallahu a’lam bish-shawab

Sumber:
arrahmah.com

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comments, I will reply soon.